search

Kamis, 09 Juni 2011

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PLPG SERTIFIKASI GURU IPS RAYON 11 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

EVALUATION OF PLPG PROGRAM IMPLEMENTATION OF SOCIAL STUDIES TEACHER CERTIFICATION RAYON 11 STATE UNIVERSITY OF YOGYAKARTA

by : Risky Setiawan

Abstract

This research aims to describe (1) the effectiveness of PLPG program Rayon 11 State University of Yogyakarta, (2) factors that affect performance of Social Studies teachers in the PLPG program teacher certification, and (3) the scoring system and weighing of each graduation component of teacher certification based on empirical data. This research was an evaluation research study using the CIPP model intended have an intention to study the effectiveness of input, process and output. The object of the study was 100 Social Studies teachers who participate in the PLPG training of Social Study Rayon 11 State University of Yogyakarta. The questionnaire was validated by construct validity using expert judgments and exploratory factor analysis. Analysis of ratings was used to test the reliability of the observation instruments. The effectiveness of the program was analyzed by means of descriptive statistics, factors that affect by factor analysis, and weighing graduation by regression analysis. The results show the following. (1) In the aspect of the effectiveness of PLPG program, a) in terms of input, it is found that motivation of participants is classified into excellent category (87%), the ability of the instructor in preparation is in good category (80%) and the preparation of the organizing committee is also classified as good category. b) In terms of the process the activity of the participants in the class is in good category (81%), while based on the questionnaire it is good (80%). The performance of peer teaching teachers I and II has increased by 10.18%, the performance of instructors in teaching is in the excellent category (85.7%) , while the performance of the instructors is in good categories (74.04%). c) Regarding the output effectiveness it is found that the usefulness of the program is of 87.7%, the mean score has shown effective results with a score of a written test > 60.00 and practice test > 70, 00. (2) Factors affecting the performance of the participants are motivation, activities, facilities, and instructors while the dominant factor is activities with beta 0.528. (3) The scoring system and weighing of each component of graduation with the regression results based on empirical data is as follows: a) the written test score= 48.00, with beta 0.708; b) practice exam score = 31.90, with beta 0.542; c) learning score = 2.8, with beta 0.108; d) colleague score = 17.15, with beta 0.432, with the written test score as the dominant one.

Keywords: Evaluation, Program PLPG

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PLPG SERTIFIKASI GURU IPS RAYON 11 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

oleh : Risky Setiawan

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) keefektifan program PLPG sertifikasi guru IPS Rayon 11 Universitas Negeri Yogyakarta; (2) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja peserta dalam pelaksanaan program PLPG sertifikasi guru IPS; dan (3) sistem penilaian dan pembobotan pada tiap komponen kelulusan program sertifikasi guru berdasarkan data empiris. Jenis penelitian adalah penelitian evaluasi dengan menggunakan model CIPP yaitu mencari efektifitas input, proses dan output. Objek penelitian adalah 100 guru IPS yang mengikuti diklat PLPG Rayon Yogyakarta. Instrumen kuesioner divalidasi dengan uji validitas konstruk menggunakan expert judgment dan analisis faktor eksploratori. Analisis ratings digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen observasi. Keefektifan program dianalisis dengan statistik deskriptif, faktor yang mempengaruhi dengan analisis faktor, dan pembobotan kelulusan dengan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. (1) Keefektifan program PLPG pada ketiga komponen evaluasi yaitu, a) keefektifan input menunjukkan bahwa motivasi peserta masuk kategori sangat tinggi (87%), persiapan instruktur masuk kategori baik (80%) dan persiapan panitia masuk kategori baik; b) dalam keefektifan proses, menunjukkan bahwa aktivitas peserta dalam kelas masuk kategori baik (81%) sementara berdasar kuesioner menunjukkan baik (80%), performa guru dari peer teaching I dan II mengalami peningkatan sebesar 10,18%, kinerja instruktur dalam pembelajaran termasuk kategori baik sekali (85,7%), sedangkan performa instruktur dengan kategori baik (74,04%); dan c) dalam keefektifan output menunjukkan kebermanfaatan program dengan hasil 87,7%, skor rata-rata telah menunjukkan hasil yang efektif dengan ujian tulis >60,00 dan ujian praktik >70,00. (2) Faktor yang mempengaruhi kinerja peserta adalah: motivasi, aktivitas, sarana prasarana, dan instruktur sedangkan faktor dominan adalah aktivitas peserta dengan beta 0,528. (3) Sistem penilaian dan pembobotan pada tiap komponen kelulusan dengan hasil regresi berdasar data empiris adalah sebagai berikut. a) Skor Ujian Tulis=48,00, dengan beta 0,708; b) Skor Ujian Praktik=31,90, dengan beta 0,542; c) Skor Pembelajaran=2,80, dengan beta 0,108; d) Skor Teman Sejawat=17,15, dengan beta 0,432; dimana skor yang paling berpengaruh adalah skor ujian tulis.

Kata Kunci: Evaluasi, Program PLPG

Asasemen Autentik untuk Menilai Kinerja Guru di DIY (Asassement Authentic for Assessing the Performance of Teachers in DIY)

ABSTRAK

Asasemen Autentik untuk Menilai Kinerja Guru di DIY

Oleh : Risky Setiawan

Kata Kunci : kinerja guru, penilaian performa, pembelajaran IPS terpadu, PAIKEM

Kinerja guru dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas tenaga pendidik dapat diukur dengan menggunakan berbagai teknik penilaian. Salah satu teknik asaemen penilaian kinerja guru adalah dengan menggunakan asasmen autentik dan asesmen performa. Penilaian kinerja guru ini dilakukan untuk melihat ketercapaian standar kompetensi guru pada program PLPG.

Melalui pendekatan IPS terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung. Pembelajaran IPS akan lebih diarahkan pada keterpaduan IPS yang bersifat tematik. Dalam hal ini diperlukan suatu teknik pembelajaran oleh guru yang berbasis pada PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) agar siswa tidak bosan dan jemu dalam menerima tranformasi materi dari gurunya.

Subyek dalam penelitian adalah guru IPS SMP se-Provinsi Yogyakarta dengan jumlah peserta 101 guru. Teknik analisis digunakan teknik statistik deskriptif dan analisis faktor untuk menjawab ketercapaian kompetensi dan faktor dominan yang mempengaruhi kinerja guru IPS. Analisis deskriptif digunakan program MS.Office EXEL dan analisis faktor eksplanatori dengan SPSS versi 17.0 analisis faktor konfirmatori menggunakan Lisrel 8.51.

Hasil penelitian presentase rating scale menunjukkan bahwa terdapat kemajuan dari 61% menjadi 72% terhadap skor harapan dalam penilaian performa guru. Untuk kinerja guru yang diukur menggunakan angket menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor motivasi dengan skor PCA diatas 0,5 dan dengan menggunakan analisis konfirmatori dengan GFI (Goodness Fit Index) diatas 0,4 dan CFI (comparative fit index) 0,18 sampai 0,31 yang berarti instrumen sangat fit dengan model. Sementara deskriptif menunjukkan 80 peserta memiliki motivasi yang tinggi dalam meningkatkan performa dan profesionalitas guru. Dapat disimpulkan penilaian autentik kinerja guru IPS di provinsi Yogyakarta dalam praktiknya telah menggunakan teknik PAIKEM dengan hasil ujian performa cukup baik dan sebagian besar guru memiliki motivasi tinggi untuk meningkatkan kompetensi mengajar dalam pembelajaran IPS terpadu.

ABSTRACK
Asassement Authentic for Assessing the Performance of Teachers in DIY

By: Risky Setiawan
Keywords: teacher performance, performance appraisal, learning integrated IPS, PAIKEM

Teacher performance in order to improve the quality of teachers can be measured through performance tests in the context of authentic assessment because in fact judge to something that can be seen directly. Teacher performance assessment was carried out to see the achievement standards of competence of teachers in the program PLPG.

Learning in a junior high social studies curriculum is not teaching science disipin separate (separated diciplinary approach) but integrated (integrated approach) is often called the integrated IPS. Through an integrated approach to social studies students can gain direct experience. Learning will IPS IPS is more directed at the character of thematic integration. In this case required a technique of learning by the teacher based on PAIKEM (Creative Innovative Active Learning Effective and Fun) for students not tired and weary in receiving the material transformation of the teacher.

Subjects in the study were junior high school social studies teacher as the number of participants Yogyakarta province with 101 teachers. The analysis technique used descriptive statistical techniques and factor analysis to answer the achievement of competence and the dominant factor affecting the performance of social studies teachers. Descriptive analysis used programs MS.Office Exel and explanatory factor analysis with SPSS version 17.0 confirmatory factor analysis using LISREL 8.51.

The results showed that the percentage rating scale there is progress from 61% to 72% against expectations score in the assessment of teacher performance. For teacher performance as measured using a questionnaire showed that the most dominant factor affecting the performance of teachers is a motivation factor with PCA score above 0.5 and by using confirmatory analysis with GFI (Goodness Fit Index) above 0.4 and CFI (comparative fit index) 0.18 to 0.31. While descriptive showed 80 participants had a high motivation to improve performance and professionalism of teachers. It can be concluded that the instruments used are very fit with teacher performance. It can be concluded authentic assessment IPS teacher performance in the province of Yogyakarta in practice has been using the technique of examination results PAIKEM with good performance and most highly motivated teachers to improve teaching competence in integrated social studies lessons.

PENDAHULUAN

Banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu di antaranya adalah meningkatkan kualitas guru. Hal ini dapat difahami karena kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan berkaitan dengan kualitas guru. Guru memiliki peran strategis dalam bidang pendidikan, bahkan sumber daya pendidikan lain yang memadai sering kali kurang berarti apabila tidak didukung oleh guru yang berkualitas, dan begitu juga sebaliknya. Dengan kata lain, guru merupakan ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan hasil pendidikan. Singkatnya, guru merupakan kunci utama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu untuk menilai tingkat kompetensi guru yang professional salah satunya adalah dilakukan asasemen outentik. Asasemen autentik digunakan untuk menilai performa dan kinerja guru pada pembelajaran IPS terpadu. Penilaian dilakukan pada program PLPG (Pelatihan dan Pendidikan Profesi Guru) sertifikasi guru IPS di rayon 11 Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan adanya program pelatihan dan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru IPS, sejalan dengan penelitian Alip Sudardjo, bahwa pelatihan menunjukkan bahwa keterkaitan beberapa faktor terhadap sikap peserta dalam bidang akademis cenderung rendah, adapun hasil analisis tabulasi menunjukkan bahwa kemampuan profesional widyaiswara perlu ditunjang dengan kemampuan personal dan sosial.

Setcher et al., (1997: 13) mengemukakan bahwa asesmen juga dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang kualitas program, sekolah, dan daerah penyelenggara pendidikan dan pelatihan. Pertanggungjawaban informasi ini didasarkan pada kinerja individu atau kinerja kelompok. Mimin Haryati (2004: 47) menyatakan bahwa sistem penilaian yang digunakan untuk meningkatkan kualita pendidikan adalah penilaian berkelanjutan. Sistem penilaian berkelanjuatan adalah penialaian semua kompetensi dasar, menganalisis hasil penilaian, dan melakukan tindak lanjut berupa program perbaikan. Salah satu bentuk asasemen performa guru dalam kelas dapat diketahui melalui : penilaian RPP, penilaian media, penilaian hasil kerja siswa dan penilaian lembar evaluasi. Selain pada penilaian outentik dilakukan juga penilaian performa mengajar di kelas baik dari segi teknik, metode dan model pembelajaran maupun aktivitas pembelajaran di kelas dalam konteks pembelajaran PAIKEM.

Pembelajaran IPS SMP dalam KTSP tidak merupakan pengajaran disipin ilmu yang terpisah (separated diciplinary approach) tetapi terpadu (integrated approach) yang acapkali disebut dengan IPS terpadu. Melalui pendekatan IPS terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung. Dengan demikian, peserta didik dilatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap “kebermaknaan” pengalaman belajar bagi para peserta didik (Williams dalam Puskur, 2006b:1). Namun demikian, pelaksanaan IPS terpadu di persekolahan pada saat ini sebagian besar masih dilaksanakan secara terpisah. Pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS masih dilakukan sesuai dengan bidang kajian masing-masing (sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi) tanpa ada keterpaduan di dalamnya. Hal ini tentu saja menghambat ketercapaian tujuan IPS itu sendiri yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diwujudkan melalui pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian evaluasi yang bertujuan untuk mengimplementasikan penilaian kepada guru dalam bentuk asasmen autentik dan asasmen performa guru. Asasemen autentik digunakan untuk mengukur bagaimana guru mengembangkan kemampuan mengajar secara profesional sedangkan asasemen kinerja digunakan untuk mengaplikasikan proses belajar mengajar di dalam kelas.

Subyek penelitian adalah guru IPS (Geografi, Ekonomi, Sejarah dan Sosiologi) yang belum mencapai batas minimal skor kelulusan melalui penilaian portofolio dan direkomendasikan untuk mengikuti PLPG oleh Rayon LPTK penyelenggara sertifikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah guru IPS pada tingkat SMP yaitu sebanyak 101 guru mata pelajaran (Geografi, Ekonomi, Sejarah dan Sosiologi) yang tergolong dalam peserta program PLPG rayon Yogyakarta.

Teknik pengumpulan data pada penelitian terdiri dari asasemen autentik yang merupakan rating scale observation dan performance assasment guru di kelas. Teknik kedua adalah kuesioner dengan skala penilaian dibagi empat kriteria (Likert).

No.

Variabel

Indikator

Sumber Data

Instrumen

1.

2.

3.

Asasemen Autentik

Asasemen Performa

Faktor yang mempengaruhi kinerja

RPP, Media, Lembar Kerja Siswa, Lembar Penilaian Guru

Penerapan Pembelajaran PAIKEM, metode pembelajaran, keterlibatan dengan peserta didik dan penguasaan materi

Motivasi, prestasi, sarana prasarana, persepsi, instruktur, Kopetensi dasar, aktivitas

Guru dan siswa

Guru dan siswa

Guru

Rating scale, analisis dokumen

Rating scale

kuesioner

Validitas instrumen yang dipakai adalah validitas isi (Content Validity). Menurut Allen (1979:96), karena validitas isi adalah bersumber pada pertimbangan subjektif, pembuktian validitas lebih dari kesalahan subjek. Untuk menjamin validitas isi, maka seluruh pertanyaan disusun berdasarkan teori, dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan, dan bimbingan dengan ketua penyelenggara program. Instrumen dalam penelitian ini divalidasi secara logis dan empiris. Validitas logis menyangkut isi, kontruksi, dan bahasa. Instrumen yang telah dianalisis secara logis (kualitatif) oleh expert judgment. Uji coba instrumen menggunakan validitas terpakai dimana instrumen langsung digunakan pada responden kemudian baru dianalisis dan membuang butir yang tidak valid dan reliabel.

Menurut Djemari Mardapi butir yang diterima harus memiliki indeks daya beda > 0,3 butir dengan indeks daya beda kurang dari antara 0,1 sampai 0,3 perlu direvisi dan jika daya bedanya < 0,1 maka butir tersebut tidak diterima. Sedangkan Ebel & Frisbie memberikan patokan indeks daya beda sebagai berikut: 0.4 ke atas (butir yang sangat baik), 0.3-0.39 (sedikit atau tidak memerlukan revisi), 0.2 - 0.29 (butir memerlukan revisi), < 0.19 (butir harus dieleminasi).

Adapun hasil penghitungan menggunakan program ITEMAN data kuesioner peserta, dimana N = 101 pada taraf signifikansi 5 % untuk jumlah butir soal = 25. Hasil validasi kuesioner peserta yang memiliki koefisien product moment ≥ 0.19 sejumlah 25 butir yang dikategorikan valid dan 3 butir perlu direvisi.

Teknik analisis data rating scale menggunakan statistik deskriptif. Kuesioner menggunakan analisis faktor eksplanatori menggunakan SPSS 17.0 dan konfirmatori dengan menggunakan Lisrel 8.51.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Asasemen Autentik Guru IPS

Penilaian profesionalisme guru dengan autentik asasemen menunjukkan perbandingan skor total mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan skor harapan adalah 60,8%. Media pembelajaran yang digunakan dengan skor 62,4%, Lembar kerja siswa dengan skor presentase 67,2%, lembar penilaian guru dengan skor 56,4%. Dengan rerata keseluruhan adalah 61 %.

B. Asasemen Performa Guru IPS

Penilaian profesionalisme guru dengan asasmen performa guru dikelas menunjukkan skor perbandingan implementasi pembelajaran PAIKEM adalah 61,4%. Menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dengan skor hasil 61,5%. Mendorong keterlibatan siswa dengan skor 63,5%. Penguasaan dan penyampaian materi 62,6%. Dengan rerata keseluruhan adalah 62,2%.

C. Kemajuan dari Peer Teaching I ke Peer Teaching II

Dalam penilaian kinerja guru di kelas menggunakan penilaian praktik mengajar dengan 30 aspek indikator penilaian autentik dan performa asasmen. Presentase hasil rating scale menunjukkan bahwa terdapat kemajuan dari 61% menjadi 72% terhadap skor harapan dalam penilaian performa guru.

D. Analisis Faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru

1. Eksplanatori

Analisis faktor merupakan salah satu dari analisis ketergantungan (interdependensi) antar variabel. Prinsip dasar analisis faktor adalah mengekstraksi sejumlah faktor bersama (common factors) dari gugusan variabel asal X1, X2, …, Xp. Dalam melakukan eksplanatori dilakukan dengan tujuan mengelempokan dan pemetaan obyek (mapping dan clustering) berdasarkan karakteristik yang terkandung di dalam faktor.

Analisis faktor eksplanatori dengan menggunakan SPSS 17.0 dilakukan dengan memberikan based yang bertujuan untuk membebaskan agar dapat diketahui kecocokan variabel dengan true factor. Langkah-langkah untuk menggunakan analisa faktor menurut Malhotra (Djaali, 2008: 80) adalah: memformulasikan masalah, membuat matriks korelasi, menentukan metode analisa faktor, menentukan jumlah faktor, merotasikan faktor, menyeleksi variabel-variabel pengganti dan menguji kekuatan model. Untuk menguji kelayakan model melalui uji Bartlett’s tes of sphericity atau Kaiser– Meyer – Olkin (KMO). Korelasi antar variabel dengan pengujian keseluruhan matriks lewat uji Barlett (Barlett”s test of spherity) adalah signifikan apabila harga KMO-nya 0,60 dianggap kategori cukup. Hasil uji kelayakan model akan dilihat pada tabel.1 dibawah.

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

.635

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square

841.339

df

300

Sig.

.000

Dari hasil analisis kelayakan model, Angka KMO dan Barlett’s test adalah 0,635 dengan taraf signifikansi 0,000 sehingga dapat dilakukan analisis berikutnya.

Dari hasil out put total varians dapat dijelaskan bahwa ada 25 butir yang dianalisis masing-masing membentuk komponen faktor. Jika ke-25 indikator membentuk 8 faktor maka varian yang bisa dijelaskan oleh satu faktor tersebut adalah . Sedang jika dijelaskan oleh dua faktor akan menjadi , dan seterusnya sampai faktor yang mempunyai nilai eigenvalue .

Di dalam kenyataan, tidaklah mudah untuk menentukan butir yang murni hanya mengukur satu dimensi pada ciri peserta, sehingga dalam analisis ini unidimensi dapat dilihat dari adanya faktor yang paling dominan ( Naga, 1992 : 165) .Melihat hasil output dapat disimpulkan bahwa soal tersebut unidimensi. Pengukuran unidimensi akan terlihat pada sreeplot di bawah. Pada sreeplot diatas terlihat bahwa masing-masing indikator mengukur satu dimensi yang sama yaitu kinerja guru.

2. Konfirmatori

Hasil Analisis faktor konfirmatori dapat digunakan untuk mendapatkan data variabel laten, yang diperoleh dari indikator dan berupa skor faktor. Dalam analisis instrumen yang terdiri dari satu variabel bebas dan 8 variabel laten yang terdiri dari : Motivasi, prestasi, sarana prasarana, persepsi, instruktur, Kopetensi dasar dan aktivitas yang mempengaruhi variabel utama yaitu kinerja guru IPS (X).

Langkah lanjutan setelah analisis eksplanatori adalah reanalisis data konfirmatori yang telah dikelompokkan menjadi 8 faktor. Hasil analisis konfirmatori menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor motivasi dengan skor PCA diatas 0,5 dan dengan menggunakan analisis konfirmatori dengan GFI (Goodness Fit Index) diatas 0,4 dan CFI (comparative fit index) 0,18 sampai 0,31 dan RMSEA (rootmean square error of aproximation) menjelaskan residu yang terdapat di dalam model. Oleh karena itu, nilai ini diharapkan sangat kecil yaitu dibawah 0,08. Pada model yang disusun didapatkan nilai RMSEA sebesar 0.076 yang membuktikan bahwa model instrumen penilaian kinerja guru yang disusun sangat tertutup (closed fit).

Berikut adalah pathdiagram yang akan memperjelas hubungan masing-masing butir indikator pada variabel laten dan variabel utama.

Gambar.1 Path diagram analisis faktor konfirmatori.

Dari analisis konfirmatori tersebut dapat dilihat melalui angket pada faktor motivasi yang dijelaskan dalam bagan dibawah ini. Terlihat bahwa sebanyak 80 guru masuk dalam kategori memiliki motivasi tinggi dalam upaya meningkatkan kinerja dan profesionalitas guru.

Bagan .2 Bagan frekuensi motivasi guru IPS.

Kategori

Jumlah

Sangat rendah

4

Rendah

4

Tinggi

13

Sangat tinggi

80

Jumlah total

101

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Asasemen autentik dan performa guru dikelas masih belum memberikan hasil optimal dalam rangka meningkatkan kinerja guru IPS yang profesional di DIY.

2. Efektivitas Pelatihan dan Pendidikan Profesi Guru terlihat dari peningkatan kinerja guru di kelas pada saat Peer Teaching.

3. Faktor utama yang mempengaruhi kinerja seorang guru pada program PLPG adalah motivasi.

Saran dan rekomendasi :

1. Bahwa dalam mengaplikasikan kegiatan pembelajaran IPS guru dituntut harus dapat mengembangkan diri terutama dalam aspek penerapan PAIKEM pada IPS terpadu.

2. Program PLPG sangat efektif dalam meningkatkan performa dan profesionalitas guru khususnya guru IPS.

3. Motivasi guru sangat diperlukan guna meningkatkan kinerja dan profesionalitas guru dalam peningkatan mutu pendidik.

DAFTAR PUSTAKA

Alip Sudardjo (1998). Evaluasi Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan Struktural di Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (2, 127-1136)

Mimin Haryati. 2006. Sistem penilaian berbasis kompetensi. Jakarta: Gaung Persada press.

Ebel R.L.& Frisbie. (1986). Essential of Educational Measurement, Third Edition. New Jersey : Prentice Hall.Inc.

Dali S. Naga. 1992. pengantar teori sekor pada pengukuran pendidikan. Jakarta IKIP Jakarta.

Kunandar. (2007). Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses Sertifikasi Guru.Jakarta : Raja Grafindo Persada.

PUSKUR. (2006).Model Penilaian Kelas Kurikulum Berbasis KompetensiSekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Puskur BalitbangDepdiknas.